Ini Syarat Raih Pendanaan Investor Saat Tech Winter

Kredibilitas dan juga integritas pendiri perusahaan rintisan (startup) tentunya menjadi syarat terpenting untuk mendapatkan pendanaan awal (seed funding).  Executive Director Vertex Ventures, Joshua Agusta mengatakan bahwa sebelum pihak mereka memberikan pendanaan awal, modal ventura pasti melakukan pemeriksaan latar belakang terkait pendiri perusahaan.

“Karena sebagian besar pendanaan seed digunakan oleh pendirinya untuk mengembangkan perusahaan,” ujar Joshua.

Diharapkan, jika memang latar belakang dari perusahaan tersebut cukup baik, pendanaan awal yang diberikan dapat membuat perusahaan menjadi berkembang lebih maju.

Kendati demikian, Joshua juga mengatakan bahwa pemeriksaan latar belakang juga akan dilakukan terlebih dahulu kepada manajemen tingkat atas.  

Oleh karena itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk memilih karyawan-karyawan yang tepat di masa-masa awal pendirian.

Lebih lanjut, Joshua mengatakan perusahaan yang akan mendapatkan pendanaan tidak perlu perusahaan yang sudah besar. Perusahaan yang sudah berjalan, baik dalam hal transaksi, penghasilan, atau dikenal di pasar juga berpeluang meraih pendanaan.  

Selain itu, soal pendanaan, founder juga diharapkan sudah memiliki saham di perusahaan itu. Menurutnya, dengan founder menginvestasikan dananya ke perusahaan, investor akan lebih mengapresiasi kinerja pemilik perusahaan tersebut.

“Berapa banyak uang yang telah diinvestasikan ke perusahaan? Walaupun itu uang keluargamu ataupun dari manapun, uangmu sudah berapa banyak yang diinvestasikan?” ujar Joshua.

Lebih lanjut, General Partner MSW Ventures Jeffrey Seah juga mengatakan salah satu hal yang terpenting dalam pertimbangan dalam pendanaan awal adalah founder dan siapa investor awal.

“Menurut saya, jika keluarga menaruh uang mereka sendiri, itu bagus. Mereka memiliki andil dalam permainan,” ujar Jeffrey.

Menurut Jeffrey, jika keluarga sudah ikut dalam pendanaan dan diikuti dengan seed funding, perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pendanaan lanjutan.  Kendati demikian, Jeffrey juga mengatakan sosok investor awal yang berasal dari bidang yang sama juga menjadi hal yang penting.

“Uji tuntas (due diligence) yang kami lakukan bukan pada jumlah, tetapi lebih pada siapa investor awal,” ujar Jeffrey.

Sebagai informasi, dikutip dari Deal Street Asia, nilai kesepakatan perusahaan rintisan di Asia Tenggara anjlok 72 persen secara bulanan menjadi US$486 juta atau Rp7,47 triliun (kurs: Rp15.378/US$).  Hal ini dikarenakan banyaknya kesepakatan besar gagal terjadi antara investor dengan para perusahaan rintisan. 

Tren ini pun sudah terjadi sepanjang semester I/2023. Diketahui, pada periode tersebut, pendanaan perusahaan rintisan turun drastis sebesar 58,6 persen.  Adapun pada kuartal II/2023, pendanaan di Asia Tenggara juga hanya mencapai US$2,13 miliar atau senilai Rp32,7 triliun (kurs: Rp15.366/US$). (AA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *