Pemerintah meminta agar seluruh startup aplikasi digital lokal untuk fokus mengembangkan usaha di sektor hulu. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan bahwa sudah saatnya bisnis startup mengarah pada produksi berbasis teknologi digital. Alih-alih hanya gencar mengembangkan bisnis di hilir.
“Dalam mengembangkan UMKM digital yang berkualitas, dibutuhkan peran aggregator teknologi. Sudah ada beberapa [startup] yang sukses mengembangkan sektor hulu dalam pengembangan digitalnya,” ujar Teten.
Startup digital, ujar Teten berpeluang untuk mengagregasi sejumlah UMKM untuk ikut masuk dalam ekosistem digital. Adapun saat ini, Teten menyebut jumlah UMKM yang telah onboarding digital per Juni 2023 mencapai sekitar 22,81 juta atau 76,06%. Sedangkan pemerintah sendiri menargetkan 30 juta UMKM on boarding digital pada 2024.
Teten pun optimistis, potensi startup digital dalam negeri sangat besar. Bahkan, kata Teten investor dari Korea dan Jepang juga memuji potensi startup di Indonesia.
Teten pun memandang bahwa peran startup lebih dari membantu usaha kecil untuk go digital, tapi juga turut mengkoneksikan usaha besar masuk dalam rantai pasok.
“Diharapkan betul-betul [startup] bisa diandalkan dalam mendukung ekonomi digital Tanah Air,” kata Teten.
Lebih lanjut, Teten menekankan agar dalam perkembangan startup digital diperlukan proteksi dari pemerintah. Menurutnya, perlindungan tersebut bertujuan agar perkembangan teknologi digital bisa melahirkan ekonomi baru.
“Bukan membunuh ekonomi lama,” lanjut Teten.
Sebagai informasi, melalui program Pitching Day nantinya akan dihasilkan setidaknya ada 10 startup terbaik bakal menjadi Pahlawan Digital UMKM 2023. Adapun peserta startup berasal dari binaan Lembaga Inkubator hasil dari fasilitasi Kemenkop UKM tahun 2021-2023. Inovator digital yang peserta program ini bergerak membantu UMKM di berbagai sektor seperti agritech dan aquatech, sampai aggregator ekspor. (AA)