TikTok Wajibkan Konten Kreator Labeli Konten AI

Konten kreator Tiktok kini memiliki kewajiban baru. TikTok memberikan kewajiban baru bagi para konten kreator (content creator) untuk memberi label khusus konten yang dihasilkan dengan bantuan dari teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Terbaru, TikTok memperkenalkan fitur label “AI-generated” (dibuat dengan AI). Setelah diaktifkan, fitur ini memungkinkan bagi content creator memberi tanda pada konten foto, video, audio, dan efek yang dibuat dengan menggunakan AI.

Label “Al-generated” sendiri akan muncul di antara nama pengguna dan informasi lagu, seperti gambar ilustrasi di bawah. Fitur label khusus AI mulai diaktifkan oleh TikTok mulai minggu ini.

Label AI-generated pada konten TikTok ini merupakan upaya lanjutan dari TikTok dalam menghadirkan konten yang transparan dan bertanggung jawab di platformnya sendiri.

Pada awal tahun 2023, TikTok memperbarui Pedoman Komunitas dan juga Pedoman pengguna TikTok soal konten berbasis kecerdasan buatan.

Dua kebijakan ini mengharuskan bagi pengguna untuk memberi label pada konten buatan AI yang berisi gambar, audio, atau video realistis, Tujuannya untuk membantu pemirsa mengontekstualisasikan video tersebut dan mencegah potensi penyebaran konten yang menyesatkan.

Dalam postingan di TikTok Newsroom, Rabu (20/09/2023), TikTok merincikan tiga poin kebijakan label AI-generated ini.

Pertama, kreator harus memberikan label khusus pada konten video/foto yang dibuat secara keseluruhan atau diedit secara signifikan menggunakan tools kecerdasan buatan.

Kedua, label konten AI ini wajib digunakan untuk memudahkan pengguna mengetahui perbedaan antara konten original dengan konten yang dibuat atau dimodifikasi oleh AI.

Ketiga, TikTok dapat menghapuskan alias take down video, jika pengguna membuat konten AI dengan hasil realistik tanpa memberikan keterangan khusus.

Di samping fitur label manual, TikTok mengumumkan bahwa pihaknya akan mulai menguji cara untuk secara otomatis memberi label pada konten yang dibuat atau dimodifikasi oleh AI.

Kehadiran teknologi AI membuka peluang kreatif yang luas. Namun, TikTok tak memungkiri, bahwa teknologi AI berpotensi membingungkan atau menyesatkan pemirsa jika mereka tidak menyadari bahwa konten dibuat atau diedit dengan tools artificial intelligence.

Hal ini pernah terjadi beberapa kali di TikTok. Contohnya, ketika pengguna yang mengunggah konten viral berupa lagu “Heart on My Sleeve” dengan suara penyanyi Drake dan The Weeknd.

Lagu itu viral dengan 20 juta penayangan di Twitter dan 11 juta penayangan di TikTok. Namun, kenyataannya, lagu tersebut tidak asli karena dibuat menggunakan replika suara artis yang dihasilkan AI.

Perangkat lunak kloning suara AI juga digunakan untuk menirukan suara Taylor Swift. Suara kloningan itu digunakan pada konten Taylor Swift menghina orang, marah ke Kim Kardashian, hingga konten memberikan semangat kepada fans. Padahal, konten itu tidak asli karena dibuat menggunakan teknologi AI.

Menurut TikTok, memberi label AI-generated pada konten membantu mengatasi hal ini, dengan memperjelas kepada pemirsa ketika konten diubah atau dimodifikasi secara signifikan oleh teknologi artificial intelligence. (AA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *