Twitter Membuka Kode Algoritma Seperti yang Dijanjikan oleh Elon Musk

Pada tanggal 31 Maret 2023, Twitter merilis kode algoritma yang menentukan tweet mana yang akan muncul di timeline “For You”. Tindakan ini dilakukan setelah CEO Twitter, Elon Musk, menjanjikan bahwa algoritma tersebut akan menjadi open-source. Rilis ini disambut baik oleh banyak orang, karena memberikan transparansi pada bagaimana keputusan dibuat oleh algoritma dan juga memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan yang lebih informasi. Namun, dengan rilis ini, beberapa hal baru muncul, termasuk keraguan tentang dampak transparansi pada pengguna, dan tantangan dalam membangun tata kelola untuk mengelola saran dan perubahan kode dari komunitas.

Postingan blog Twitter menjelaskan bahwa algoritma ini terdiri dari tiga tahap utama. Pertama, algoritma mengumpulkan “tweet terbaik dari sumber rekomendasi yang berbeda”, kemudian melakukan perankingan tweet tersebut dengan “model pembelajaran mesin.” Terakhir, menyaring tweet dari orang yang telah Anda blokir, tweet yang sudah Anda lihat sebelumnya, atau tweet yang tidak aman untuk dilihat, sebelum menempatkannya di timeline Anda.

Proses pengumpulan tweet terbaik dari sumber rekomendasi melibatkan pertimbangan sekitar 1.500 tweet dan tujuannya adalah membuat timeline “For You” sekitar 50 persen dari orang yang Anda ikuti (yang disebut “In-Network”) dan 50 persen tweet dari akun “out-of-network” yang tidak Anda ikuti. Perankingan ditujukan untuk “mengoptimalkan keterlibatan positif (misalnya, “Likes”, “Retweets”, dan “Replies”)” dan langkah terakhir akan mencoba untuk memastikan bahwa Anda tidak melihat terlalu banyak tweet dari orang yang sama.

Dalam konteks ini, transparansi algoritma dapat membantu pengguna untuk memahami proses perankingan dan penyaringan tweet di timeline mereka. Selain itu, transparansi tersebut juga dapat memperkuat kepercayaan pengguna pada Twitter dan memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mengajukan saran dan perubahan pada algoritma.

Namun, dampak transparansi pada pengguna Twitter belum dapat dipastikan. Beberapa pengamat menunjukkan bahwa transparansi tidak selalu menjamin keadilan atau keterlibatan positif yang lebih besar. Misalnya, meskipun Twitter telah memperkenalkan perubahan dalam perankingan, tetapi masih ada tweet yang kurang responsif atau bahkan tidak responsif pada isu-isu sosial yang penting, seperti isu lingkungan atau hak asasi manusia.

Selain itu, meskipun saran dan perubahan kode dari komunitas dapat membantu meningkatkan kualitas algoritma, namun tantangan dalam membangun tata kelola yang memutuskan permintaan tarik apa yang harus disetujui, masalah pengguna yang pantas mendapatkan perhatian, dan bagaimana menghentikan aktor jahat yang mencoba merusak kode untuk kepentingan mereka sendiri harus dihadapi.

Twitter telah mengumumkan bahwa mereka sedang dalam proses untuk membuka kode algoritma rekomendasi mereka, seperti yang dijanjikan oleh CEO Elon Musk beberapa waktu lalu. Rilis kode tersebut telah diunggah ke platform GitHub, yang merupakan platform untuk berbagi kode open-source, dan juga dijelaskan melalui posting blog resmi Twitter. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk memberikan transparansi kepada pengguna tentang bagaimana algoritma memilih tweet yang ditampilkan di timeline “For You” dan juga membantu meningkatkan kualitas rekomendasi yang diberikan.

Dalam posting blog resmi Twitter, dijelaskan bahwa algoritma rekomendasi terdiri dari tiga tahap utama, yaitu pengumpulan tweet dari berbagai sumber rekomendasi, perankingan tweet menggunakan model pembelajaran mesin, dan penyaringan tweet yang tidak sesuai sebelum menempatkannya di timeline pengguna. Pada tahap pertama, algoritma akan mempertimbangkan sekitar 1.500 tweet untuk membuat timeline “For You” sekitar 50 persen dari orang yang diikuti pengguna dan 50 persen dari akun “out-of-network” yang tidak diikuti. Kemudian, pada tahap kedua, algoritma akan melakukan perankingan untuk mengoptimalkan keterlibatan positif seperti “Likes”, “Retweets”, dan “Replies”. Tahap terakhir adalah penyaringan tweet dari orang yang telah diblokir, tweet yang sudah dilihat sebelumnya, atau tweet yang tidak aman untuk dilihat, sebelum menempatkannya di timeline pengguna.

Posting blog tersebut juga menjelaskan setiap langkah dari proses tersebut, sehingga pengguna dapat lebih memahami bagaimana algoritma bekerja. Namun, CEO Elon Musk mengatakan bahwa kode tersebut terlalu kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami oleh internal Twitter, sehingga pengguna dapat menemukan banyak hal bodoh saat melihat kode tersebut. Namun, Musk juga berjanji untuk memperbaiki masalah tersebut ketika ditemukan.

Selain itu, Musk juga berjanji untuk membuka kode algoritma secara open-source, yang memungkinkan komunitas untuk mengirimkan kode mereka sendiri untuk dipertimbangkan dan digunakan dalam proyek lain. Namun, Twitter harus melakukan pekerjaan yang sesungguhnya jika ingin mendapatkan label open-source tersebut, seperti menemukan sistem tata kelola yang memutuskan permintaan tarik apa yang harus disetujui, masalah pengguna yang pantas mendapatkan perhatian, dan bagaimana menghentikan aktor jahat yang mencoba merusak kode untuk kepentingan mereka sendiri.

Twitter mengatakan bahwa mereka sedang bekerja pada hal ini dan mengundang komunitas untuk memberikan saran dan masukan tentang bagaimana meningkatkan algoritma rekomendasi. Namun, Twitter juga menyatakan bahwa mereka masih dalam proses membangun alat untuk mengelola saran dan menyinkronkan perubahan ke repositori internal mereka.

Dalam sebuah diskusi tentang rilis algoritma tersebut, Musk mengatakan bahwa tujuannya adalah membuat sistem yang paling tidak mudah dimanipulasi di internet dan sekuat Linux, yang merupakan proyek open-source paling terkenal dan sukses.

Hal ini juga berarti bahwa Twitter berharap dapat memperbaiki kualitas. Dengan menambahkan fitur verifikasi akun dan memerangi spam dan disinformasi, Twitter berharap dapat meningkatkan kualitas pengalaman pengguna dan memperkuat integritas platform mereka. Dengan mendorong pengguna untuk memverifikasi akun mereka, Twitter juga berharap dapat mengurangi jumlah akun palsu dan akun yang dibuat hanya untuk menyebarluaskan informasi palsu atau merusak reputasi pengguna lain.

Semoga dengan langkah-langkah ini, Twitter dapat menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan sehat bagi pengguna mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *